Thursday, May 16, 2019

MEWAKAFKAN DIRI SENDIRI

MEWAKAFKAN DIRI SENDIRI

           Mungkin kita merasa aneh mendengar, baru-baru ini ada seorang elite di negeri ini mengumumkan bahwa dia akan mewakafkan dirinya sendiri untuk negeri ini. sepintas terdengar biasa saja, karena iitu hanya sebuah pernyataan sikap kepada publik bahwa dia akan mewakafkan jiwa dan raganya untuk negeri tercinta ini. namun, tak pelak ini juga memancing kontroversi dikalangan orang-orang yang berseberangan dengan dirinya. maka beberapa nyinyiran pun beredar di media sosial dengan ungkapan;
         " ada yang nulis surat wasiat di bulan puasa ini.  surat wasiat untuk dirinya sendiri.Aku Mewakafkan Diriku"...... mbok yang diwakafkan itu Tanah atau kekayaan lainnya, jangan diri sendiri. aya..aya wae..."

sebenarnya ungkapan mewakafkan diri ini sudah sering muncul sebelum-sebelumnya. dulu dalam program TVRI NASIONAL TANAH AIR BETA yang dipandu oleh Slamet Rahardjo dalam penutupannya memberikan tekanan statemen yang menarik bahwa kita membutuhkan seorang pemimpin Indonesia yang mewakafkan dirinya, kemampuannya demi kemajuan dan kesejahteraan keseluruhan rakyat, Bangsa & Negara.

ungkapan yang senada juga pernah diucapkan oleh K.H. A. Hasyim Muzadi, seorang tokoh Islam yang tidak asing lagi bagi kita, ia dikenal sebagai ulama kharismatik dan negarawan kelas nasional dan internasional, dalam sebuah artikel pernah dikutip ungkapannya bahwa " Seluruh Jiwa Raga Saya, Saya wakafkan untuk Islam dan bangsa Indonesia".

menarik lagi, dalam sebuah wawancara presenter Kompas TV dengan Prof. Dr. Nazarudin Umar, seorang Imam Besar MAsjid Istiqlal yang mengatakan bahwa ia telah mewakafkan dirinya untuk Allah, Agama dan Negara.
 
baru-baru ini calon presiden petahana Joko Widodo berpidato ditengah-tengah masa pendukungnya yang memadati acara kempanyeakbar digelora Bung Karno (GBK) Jakarta Sabtu, 13/4/2019 . dalam pidatonya Jokowi menegaskan akan mewakafkan dirinya bersama Kiai Haji Ma'ruf Amin untuk Kemakmuran Bangsa Indonesia.

dikalangan jamaah Ahmadiyah, istilah istilah ini sudah biasa mereka gunakan dilingkungan mereka. ini menunjukkan suatu pengertiam akan adanya pengkhidmatan kepada umat manusia seutuhnya khususnya para mubaligh yang melakukan pengkhidmatan seumur hidupnya untuk dakwah menyebarkan ISlam diselurh benua.

kita ketahui segala sesuatu yang kita miliki ini hakekatnya adalah milik Allah, termasuk diri kita sendiri. maka janganlah kita merasa berat menafkahkan harta dan rezeki di jalan Allah. ini dijelaskan dalam surat QS: al-Hadid:7:"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya....".
yang dimaksud dengan menguasai disini tentu saja bukan menguasai secara mutlak. karena hak milik yang sebenarnya hanyalah milik Allah.

oleh sebab itu, ketika kita seolah tidak memiliki apa-apa untuk diwakafkan. maka kekayaan bathin, jiwa, rohani atau keahlian/kemampuan bisa sebagai penyeimbang motivasi wakaf harta benda.
ketika ada bencana alam menyapa bumi nusantara, maka banyak para relawan yang berjibaku dengan alam, tanggap terhadap korban, serta mewakafkan tenaga dan kemampuannya untuk kepentingan umat tanpa mengharapkan imbalan apapun. maka mereka telah mewakafkan dirinya untuk kepentingan kemaslahatan umat. oleh sebab itu, sejatinya..kita wajib mewakafkan diri kita karena Allah dan di jalan Allah, niat dan imabalannya adalah berniaga, dan berjual beli dengan Allah.(QS: ash-Shaff ayat 10-12)





MEWAKAFKAN DIRI SENDIRI

Siapapun Bisa Berwakaf